Pawang Hujan Modern ! Gunakan Teknologi Sebagai Pencegah Hujan

Wednesday, January 28, 20150 komentar

Pawang Hujan Modern ! Gunakan Teknologi Sebagai Pencegah Hujan
Pawang hujan adalah orang yang dipercayai memiliki ilmu atau kekuatan mistik yang mampu mencegah terjadinya hujan. Biasanya jasa pawang hujan digunakan ketika ada seseorang ingin mengadakan acara sepeeti pernikahan atau lainya agar acara tidak menjadi kacau.

Namun sekarang ini ada sebuah teknologi yang diklaim mampu mengurai intensitas terjadinya hujan. Hal ini tentunya tidak memrlukan ritual mistik untuk mencegah hujan

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) adalah alat modern yang digunakan untuk mengurangi intensitas hujan. Teknologi ini dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Namun teknologi ini tidak sepenungnya bisa mencegah hujan namun cukup berhasil mengurangi potensi suatu daerah yang akan mengalami curah hujan cukup tinggi.

Teknologi ini memenfaatkan garam untuk mengurangi intensitas curah hujan yang tinggi. Garam yang sudah dihaluskan akan ditaburkan diatas awan yang menunjukkan potensi tejadinya hujan dengan curah tinngi. Hanya saja, teknologi ini tidak bisa digunakan untuk malam hari karena tidak memiliki fasilitas inframerah untuk mendeteksi posisi hujan. Jika malam hari awan terbentuk dan hujan pada pagi harinya, itu sudah liuar batas kemampuan BPPT.

Menurut Heru Widodo, Kepala UPT Hujan Buatan BPPT, Teknologi ini sudah pernah diterapkan daerah Jakarta pada Januari tahun 2013 yang lalu. Sebelumnya mereka telah memprediksi terjadinya hujan selama dua hari pada tanggal 27 hingga 30 Januari. Setelah menerapkan TMC pada dua hari tersebut, hujan mengalami penurunan.

Selama sembilan hari terakhir pada 27 Januari 2013, BPPT rutin menggarami awan yang ada diatas wilayah Jakarta dan sekitarnya.Penaburan garam dilakukkan dengan menggunakan pesawat Hercules dan Cassa milik TNI AU. Total sudah menghabiskan 5,6 ton garam yang disemai diatas awan Jabodetabek.

Saat ini, TMC telah menggunakan metode baru, Awalnya sistem dikerjakan dengan menggunakan pintu pesawat untuk menaburkan garam di wilayah sekitar awan. namun teknologi yang digunakan sekarang adalh memanfaatkan kabin peasawat. Kabin pesawat memiliki getaran mesin yang sangat tinggi dapat dibantu dengan vibration meter untuk mengurangi kesalahan dalam pengerjaan.

BPPT mengatakan tidak perlu kwatir dengan efek samping penaburan garam tersebut. Sebab yang di sebar adalah garam dapur yang sudah dihaluskan. Pasca penaburan telah dilakukan uji sempel air hujan dilaboraturium. Hasilnya air hujan masih memenuhi kualitas air baku kelas B. Artinya air masih layak konsumsi.

Jika anda bertanya-tanya kenapa masih saja terjadi hujan didaerah Jakarta dan sekitarnya, itu sudah diluar batas kemampuan seperti yang diungkapkan oleh BPPT. Tetapi setidaknya sudah ada usaha unruk mengatasi terjadinya banjir di wilayah jakarta dan sekitarnya.

Share this article :

Post a Comment

 
Support : @fb toeropong
Copyright © 2011. Toeropong - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger